Dalam artikel di bloghrd.com ini kita akan membahas apa dan bagaimana cara membuat jurnal umum dalam akuntansi perusahaan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pada suatu siklus akuntansi terdapat tahap pencatatan.
Di tahap tersebut, seorang akuntan harus mengidentifikasi transaksi keuangan, kemudia mencatat transaksi yang dilakukan perusahaan tersebut ke dalam suatu jurnal.
Jurnal menjadi sesuatu yang sangat penting bagi akuntansi perusahaan, karena meliputi 1) nama transaksi keuangan yang dilakukan, 2) nominal atau besaran tiap transaksi serta 3) tanggal transaksi dilakukan.
Begini Soal Contoh Cara Membuat Jurnal Umum!
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang cara membuat jurnal umum, Anda harus mengetahui definisi tentang jurnal umum terlebih dahulu.
Setelah itu, kita akan membahas tentang tahapan pembuatan, dan juga contoh kasusnya.
Sekilas tentang Jurnal Umum
Jurnal umum adalah “wadah” untuk mencatat seluruh transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu secara sistematis.
Catatan jurnal umum tersebut akan digunakan sebagai dasar informasi dalam pembuatan laporan keuangan.
Disebut dasar karena kegiatan menjurnal ini adalah kegiatan pencatatan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi.
Pengetahuan Dasar tentang Akuntansi yang Harus Diketahui Sebelum Mulai Belajar Contoh Cara Membuat Jurnal Umum
Selain kebenaran dan keakuratan data, Anda juga harus memahami serta menerapkan ketentuan-ketentuan dasar akuntansi agar tidak muncul kekeliruan karena kesalahan konsep.
Hal ini terutama dalam hal membaca saldo normal dari masing-masing akun, serta posisi debit dan kredit masing-masing akun dalam suatu transaksi.
Berikut ini adalah tiga pengetahuan dasar tentang akuntansi yang harus Anda ketahui sebelum menyusun jurnal umum.
Hal ini yang biasanya membuat kebingungan orang awam, yang tidak memahami prinsip dasar akuntansi:
- Persamaan dasar akuntansi,
- Kelompok akun, posisi saldo awal dan pengaruh (debit/ kredit) transaksi pada akun,
- Double entry system pada penyusunan Jurnal Umum.
1 . Persamaan Dasar Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi yakni:
Aktiva = Kewajiban + Modal
Persamaan di atas, selanjutnya berkembang menjadi,
Aktiva = Kewajiban + Modal + (Pendapatan – Beban)
Aktiva + Beban = Kewajiban + Modal + Pendapatan
Anda perlu memerhatikan bahwa Aktiva dan Beban ada di sisi yang sama, yaitu di sebelah kiri, sementara Kewajiban, Modal dan Pendapatan ada di sisi yang sama yaitu di sebelah kanan.
Hal ini akan memudahkan Anda untuk mengingat/ memahami konsep dasar akuntansi berikutnya.
Ini juga akan permudah anda untuk belajar cara membuat jurnal umum.
2 . Kelompok akun, posisi saldo awal dan pengaruh (debit/ kredit) transaksi pada akun.
Dari persamaan dasar akuntansi di atas, kita dapat mengelompokkan transaksi keuangan perusahaan ke dalam setidaknya lima akun utama yang ada pada Jurnal Umum:
- Aktiva,
- Beban,
- Kewajiban,
- Modal,
- Pendapatan.
Anda tentu mengingat bahwa kelima kelompok akun di atas tidak berada pada sisi yang sama.
Aktiva dan Beban ada di sebelah kiri, sementara Kewajiban, Modal dan Pendapatan ada di sebelah kanan.
Hal ini menggambarkan posisi saldo awal akun. Kelompok akun yang berada di sisi kiri persamaan dasar akuntansi, memiliki posisi saldo awal di Debet.
Sebaliknya, kelompok akun yang berada di sisi kanan persamaan dasar akuntansi memiliki posisi saldo awal di Kredit.
No. Kelompok Akun Saldo Normal
1 Aktiva Debet
2 Beban Debet
3 Kewajiban Kredit
4 Modal Kredit
5 Pendapatan Kredit
Selain posisi saldo awal, Anda juga harus tahu kapan mendebet dan mengkreditkan akun, saat transaksinya bertambah atau berkurang.
Anda dapat melihat resumenya pada tabel berikut, dan keterangannya.
No. Kelompok Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
1 Aktiva Debet Kredit Debet
2 Beban Debet Kredit Debet
3 Kewajiban Kredit Debet Kredit
4 Modal Kredit Debet Kredit
5 Pendapatan Kredit Debet Kredit
Lalu anda harus mengentahi maksud dari Akun-Akun tersebut untuk mulai belajar contoh cara membuat jurnal umum.
Keterangan tentang saldo awal dan posisi debit/ kredit dari lima kelompok akun di atas:
i . Akun Aktiva.
Aktiva adalah “aset” atau juga sering disebut dengan “harta”.
Pada saat terjadi transaksi keuangan yang menyebabkan Aktiva perusahaan Anda bertambah, maka Anda harus mencatatnya pada posisi debit.
Sebaliknya, jika mengakibatkan Aktiva perusahaan Anda berkurang maka Anda harus mencatatnya pada posisi kredit.
Adapun, saldo normal akun Aktiva berada pada posisi debit.
ii . Akun Beban
Akun Beban, posisi pencatatannya sama dengan akun Aktiva.
Jika Beban bertambah dicatat pada posisi debit, sementara jika terdapat pengurangan Beban, maka hal tersebut dicatat pada posisi kredit.
Saldo normal akun Beban adalah pada posisi debit.
iii . Akun Kewajiban
Akun kewajiban atau juga utang, posisi debit kreditnya berbanding terbalik dengan akun aktiva.
Jika terdapat transaksi perusahaan yang mengakibatkan kewajiban bertambah maka Anda perlu membuat catatannya pada posisi kredit.
Sementara jika Anda melakukan pembayaran kewajiban, atau dengan kata lain utang perusahaan berkurang, maka dicatat pada posisi debit.
Saldo normal akun kewajiban atau utang adalah pada sisi kredit.
Anda harus tahu mengenai akun ini untuk mulai pelajari soal cara contoh membuat jurnal umum.
iv . Akun Modal
Akun modal posisi debit kreditnya sama dengan akun kewajiban.
Jika terdapat penambahan modal, maka pencatatannya pada posisi kredit.
Sebaliknya, jika modal berkurang maka akan dicatat pada posisi debit.
Saldo normal akun modal ada pada sisi kredit.
v . Akun Pendapatan
Seperti akun Kewajiban dan akun Modal, posisi pencatatan akun Pendapatan akan dicatat pada kredit apabila terdapat transaksi yang menambah pendapatan.
Sementara, sebaliknya, apabila terdapat pengurangan pendapatan maka akan dicatat pada posisi debit.
Saldo normal pendapatan adalah pada sisi kredit.
3 . Double Entry System
Pencatatan dilakukan dengan double-entry system.
Sistem ini adalah sistem yang mencatat setiap transaksi dalam sepasang akun (setidaknya terdiri dari dua akun) yang memiliki posisi berseberangan dalam persamaan akuntansi.
Sehingga transaksi yang dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan (debit dan kredit) dalam jumlah yang sama.
Contohnya adalah ketika perusahaan menerima Pendapatan berupa Kas sebesar Rp 1.000.000,00.
Sementara Kas masuk dalam kelompok Aktiva. Maka merujuk pada penjelasan tabel saldo awal di atas, kita bisa menyusun jurnal sebagai berikut:
- Kas : Rp 1.000.000,00 (debet)
- Pendapatan : Rp 1.000.000,00 (kredit ditulis menjorok ke dalam)
Tahapan Contoh Menyusun Dan Cara Membuat Jurnal Umum
Setelah memahami konsep di atas, Ada dapat mulai menyusun jurnal umum dengan tahapan sebagai berikut:
- Mengumpulkan bukti transaksi keuangan
- Mengidentifikasi/ menganalisis transaksi
- Menyusun Jurnal Umum.
1 . Mengumpulkan Bukti Transaksi Keuangan
Sebelum melakukan penjurnalan, Anda harus mengumpulkan data transaksi terlebih dahulu.
Hal tersebut sangat penting, karena tanpa data yang lengkap dan benar, Anda tidak dapat menyusun jurnal yang akurat.
Selanjutnya, tanpa jurnal yang akurat, maka tidak mungkin dapat tercipta laporan keuangan yang akurat.
Untuk itu, agar dapat menghasilkan jurnal yang akurat, maka Anda harus mengumpulkan bukti transaksi perusahaan lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Adapun bukti transaksi dapat berupa nota, faktur, kuitansi, invoice dan lain sebagainya.
2 . Mengidentifikasi/ Menganalisis Transaksi
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi transaksi.
Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter.
Oleh karena itu, kamu harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan sehingga hasil pencatatan nantinya benar.
Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruhnya terhadap posisi keuangan.
3 . Proses Pencatatan dalam Jurnal
Sebagaimana penjelasan di atas, proses pencatatan dalam jurnal menggunakan double entry system.
Berikut adalah ilustrasi cara membuat jurnal umum secara sederhana dari tahap mengumpulkan data sampai dengan menyusun jurnal:
Data transaksi:
- Tanggal 10 Januari 2019, Ariana menginvestasikan uangnya sebesar Rp 1.000.000.000 pada perusahaannya PT X.
- Tanggal 11 Januari 2019, dibayar uang sejumlah Rp40.000.000 untuk sewa kantor selama satu tahun.
- Tanggal 12 Januari 2019 membeli peralatan dan perlangkapan kantor masing-masing sebesar Rp20.000.000 dan Rp 10.000.000 secara tunai.
- Tanggal 13 Januari 2019 menerima pendapatan dari penjualan tunai sebesar Rp10.000.000.
- Tanggal 14 Januari 2019 membayar gaji pegawai untuk bulan Januari sebesar Rp20.000.000.
Analisis atau Identifikasi Transaksi
- Setoran modal membuat Aktiva (harta) perusahaan bertambah dalam bentuk kas Rp 1.000.000.000 (debet). Modal Ariana bertambah Rp 1.000.000.000 pada sisi kredit.
- Aktiva perusahaan berupa kas berkurang Rp40.000.000 (kredit) untuk membayar sewa. Namun, perusahaan juga memiliki aktiva berupa Sewa Dibayar di Muka sebesar Rp40.000.000 (debet).
- Aktiva perusahaan berupa Peralatan bertambah Rp 20.000.000 dan berupa Perlengkapan sebesar Rp 10.000.000. Tetapi aktiva berupa Kas perusahaan berkurang sebesar Rp 30.000.000.
- Pendapatan dari penjualan membuat Pendapatan bertambah pada sisi kredit sebesar Rp10.000.000. Aktiva perusahaan berupa Kas bertambah Rp10.000.000 (debet).
- Beban Gaji bertambah Rp25.000.000 (debet). Aktiva perusahaan berupa Kas berkurang sebesar Rp25.000.000 (kredit).
Jurnal Umum sebagai berikut:
1o Jan 19 | Kas | 1.000.000.000 | ||
Modal – Ariana | 1.000.000.000 | |||
11 Jan 19 | Sewa Dibayar di Muka | 40.000.000 | ||
Kas | 40.000.000 | |||
12 Jan 19 | Peralatan | 20.000.000 | ||
Perlengkapan | 10.000.000 | |||
Kas | 30.000.000 | |||
13 Jan 19 | Kas | 10.000.000 | ||
Pendapatan | 10.000.000 | |||
14 Jan 19 | Beban Gaji | 25.000.000 | ||
Kas | 25.000.000 |
Demikian cara membuat jurnal umum. Jika Anda mengalami kesulitan dalam manajemen bisnis Anda, Anda bisa menggunakan aplikasi digital atau dengan memannfaatkan rumus microsoft excel, demi memperlancar dan memudahkan proses bisnis Anda.