Employer branding adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan menimbulkan ikatan psikologis pegawai maupun calon pegawai terhadap nilai-nilai atau keunikan yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan berusaha membangun, meningkatkan serta menjaga citra positif perusahaan kepada para pegawainya atau para pencari kerja.
Sehingga perusahaan Anda dipercaya sebagai tempat kerja yang ideal dan didambakan.
Daftar Isi
Pertahankan Loyalitas Pegawai Dengan Employer Branding
Berkaitan dengan ikatan psikologis pada paragraf pertama, employer branding dapat meningkatkan retention, tingkat engagement, serta keyakinan bahwa perusahaan menawarkan apa yang tidak dapat diberikan oleh perusahaan lain.
Sehingga dengan demikian karyawan menjadi lebih terikat.
Employer branding juga dilakukan untuk membedakan perusahaan Anda dengan perusahaan pesaing.
Di dalam manajemen sumber daya manusia, strategi ini berkaitan erat dengan proses rekrutmen pegawai.
Karena pada saat itu strategi ini bermanfaat dalam menjaring pegawai potensial.
Potensi Kerugian Tanpa Strategi Employer Branding
Apabila perusahaan Anda tidak menerapkan employer branding ada potensi kerugian sebagai berikut:
1 . Meningkatnya turnover intention
Di dunia manajemen sumber daya manusia, terdapat istilah “turnover intention”.
Turnover intention adalah keinginan keluar dari perusahaan yang dimiliki oleh pegawai.
Keinginan ini walaupun belum direalisasikan, namun dapat mempengaruhi kinerja pegawai yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan.
Memang banyak faktor yang menyebabkan turnover intention, seperti halnya kepuasan kerja dan komitmen.
Namun, employer branding dipercaya dapat meningkatkan komitmen pegawai terhadap perusahaan yang pad akhirnya menurunkan tingkat tunover intention.
Sebaliknya jika perusahaan gagal melakukan employer branding, hal ini dapat menimbulkan persepsi yang buruk di mata karyawan, sehingga dapat menurunkan tingkat komitmen atau loyalitas pegawai, yang pada akhirnya meningkatkan keinginan pegawai untuk keluar dari perusahaan.
Tingginya tingkat turnover intention dapat berakibat pada:
- Menurunnya motivasi kerja,
- Apabila direalisasikan perusahaan akan kehilangan pegawai potensial,
- Apabila direalisasikan perusahaan akan memiliki risiko kebocoran rahasia perusahaan,
- Apabila direalisasikan, maka akan meningkatkan biaya untuk mencari pegawai pengganti.
2 . Sulitnya mencari pegawai baru yang berkualitas
Kesulitan yang sering dihadapi oleh bagian personalia atau HR adalah ketika menawarkan lowongan kerja, yang mendaftar sedikit.
Selain kuantitas pendaftar yang sedikit, masalah lainnya adalah kurangnya pendaftar yang berkualitas.
Hal ini dapat timbul akibat kurangnya citra positif terhadap perusahaan di mata masyarakat.
Anda patut mewaspadai masalah seperti ini karena pada akhirnya akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, apabila perusahaan mendaatkan pegawai yang tidak berkualitas.
Urgensi Membangun Employer Branding
Berikut adalah urgensi penerapan strategi employer branding bagi perusahaan Anda:
1 . Membangun Citra Positif Perusahaan
Sesuai dengan definisinya, employer branding dimaksudkan untuk mempromosikan perusahaan kepada calon pegawai.
Promosi yang dimaksud adalah menonjolkan reputasi positif seperti nilai-nilai dalam perusahaan, budaya kerja dan visi misi dari perusahaan bersangkutan.
Perusahaan harus mampu membangun citra dirinya secara baik agar kepercayaan pegawai dan calon pegawai menjadi lebih tinggi.
Contohnya, perusahaan membranding dirinya sebagai perusahaan yang ramah alam, tentu saja nilai perusahaan ini akan mejadi bertambah positif di kalangan masyarakat yang peduli akan kelestarian alam.
2 . Menarik Perhatian Calon Pegawai
Penerapan strategi employer branding dapat menjawab masalah perekrutan pegawai.
Dalam hal ini, adalah menarik perhatian calon karyawan sehingga meningkatkan kuantitas jumlah pendaftar lowongan perkerjaan pada perusahaan tersebut.
Karena dewasa ini, sebelum mendaftar, calon pendaftar cenderung melakukan pencarian informasi perusahaan, terutama di media online.
Sehingga jangan sampai calon pegawai lebih banyak menemukan informasi yang sifatnya negatif daripada informasi yang sifatnya positif.
3 . Dapat menjaring pegawai yang berkualitas
Selain untuk memecahkan masalah pendaftar pekerjaan secara kuantitas, tujuan utama dari strategi employer branding adalah untuk menjaring calon pegawai yang potensial secara kualitas.
Sebagaimana kita ketahui bersama, pegawai yang memiliki kualitas tertentu, tentu memiliki bargain power yang besar juga.
Tipe calon pegawai demikian biasanya juga pipih-pilih terhadap pekerjaan yang akan diambilnya.
Dengan demikian, melalui strategi branding, perusahaan Anda akan lebih berpeluang dalam bersaing dengan perusahaan lain untuk mengambil hati calon pegawai yang berkualitas tersebut.
4 . Mengurangi biaya iklan lowongan kerja
Berkaitan dengan poin 2 dan 3, tentu saja, membangun strategi employer branding sangat penting untuk mengurangi biaya iklan pada masa rekrutmen.
Hal ini menunjukkan bahwa pada akhirnya employer branding tidak hanya sekedar berpengaruh pada manajemen sumber daya manusia semata, melainkan juga dapat menguntungkan bagi keuangan perusahaan.
Poin 1 s.d. 4 membahas urgensi employer branding atas calon pegawai, poin berikutnya membahas urgensinya juga terhadap pegawai yang existed.
5 . Citra perusahaan sama pentingnya dengan gaji
Bukankah sudah sering kita mendengar bahwa ada pegawai yang memutuskan keluar dari pekerjaannya karena isu-isu bahwa perusahaannya tidak sesuai dengan norma agama, dll.
Bahkan banyak pula yang melakukannya di perusahaan yang notabene bergaji besar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa walaupun gaji merupakan hal yang sangat penting bagi calon karyawan, namun bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan pegawai bertahan pada perusahaan.
Fakta menunjukkan bahwa pegawai existed atau calon pegawai memilih untuk tidak bekerja di perusahaan yang memiliki citra buruk meskipun gaji yang ditawarkan relatif tinggi.
6 . Dapat menjaga loyalitas karyawan
Tidak hanya berkaitan dengan proses rekrutmen, employer branding juga mempengaruhi pegawai yang sudah ada.
Jika perusahaan berhasil membangun branding dengan sangat baik, maka pegawai yang ada tidak akan berpindah ke perusahaan lain.
Hal ini dapat menekan angka resign/ turnover.
Strategi branding untuk karyawan existed dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Antara lain: jaminan kesejahteraan, adanya budaya kerja yang suportif, peraturan yang saling menguntungkan, pengarusutamaan gender dan lain-lain.
Langkah Membangun Employer Branding
Berikut adalah beberapa cara untuk mengoptimasi branding perusahaan Anda:
- Pahami Employee Value Proposition (EVP) yang dimiliki perusahaan. EVP adalah keunikan yang membedakan nilai perusahaan satu dengan perusahaan yang lain.
- Susun dan tentukan strategi employer branding. Lalu terjemahkan pada cara-cara yang lebih teknis untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan EVP, budaya, serta nilai-nilai perusahaan demi membangun citra positif.
- Evaluasi dari setiap kegiatan employer branding yang sudah berhasil dilakukan.
- Buat platform untuk dapat berkomunikasi baik dengan pegawai atau pihak internal seperti aplikasi digital HR, dan juga dengan masyarakat luas seperti website atau akun social media.
- Ukur output terkait employer branding. Misalnya mengukur tingkat retensi karyawan, tingkat turnover intention, program referal pegawai, kedisiplinan pegawai, produktivitas perusahaan, survei kepuasan karyawan, dan sebagainya.
Untuk memudahkan pekerjaan Anda salah satunya untuk mengukur kedisiplinan pegawai, Anda dapat menggunakan aplikasi digital.
Terutama aplikasi digital khusus untuk HR yang memudahkan untuk mengelola karyawan perusahaan.
Dengan demikian Anda dapat memeriksa status pegawai secara real time. Misalnya memeriksa data absensi pegawai dengan aplikasi absensi.
Hal ini penting karena tingkat kedisiplinan pegawai bisa menjadi proxy atau early warning atas ketidaknyamanan dan ketidakpuasan pegawai.
Sebelum akhirnya menjadi masalah, ada baiknya potensi masalah demikian diindentifikasi dan diatasi terlebih dahulu.
Aplikasi digital juga dapat meningkatkan employer branding secara internal, karena memungkinkan pegawai melihat secara transparan serta mampu meberikan feedback kepada perusahaan.