Gaya kepemimpinan adalah hal yang sering diperdebatkan. Yang dibahas oleh bloghrd.com berikut mungkin cocok untuk bisnis kamu.
Kepemimpinan sendiri adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengarahkan atau mempengaruhi orang lain sesuai dengan maksud dan tujuan orang tersebut.
Tindakan atau perkataannya dapat menginspirasi atau memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Daftar Isi
Gaya Kepemimpinan: Situational Leadership
Teori tentang Gaya Kepemimpinan Situasional menyebutkan bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang selalu cocok di segala tepat.
Daripada mencari satu gaya kepemimpinan yang paling tepat untuk diterapkan di segala situasi.
Anda harus menganalisis sitausi seperti tipe penugasan, sifat dalam kelompok dan faktor-faktor lain sehingga Anda dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan Anda di masing-masing situasi.
Hersey dan Blanchard menyatakan terdapat empat gaya kepemimpinan utama:
- Telling (S1): Pada gaya kepemimpinan ini, pemimpin menyuruh orang lain apa yang yang dikerjakanannya dan bagaimana tugas tersebut dikerjakan.
- Selling (S2): Gaya kepemimpinan ini melibatkan lebih banyak interaksi antara pemimpin dan yang dipimpin. Pemimpin akan “menjual” atau mencoba menjabarkan ide dan pesannya kepada kelompok dengan tujuan meyakinkan anggota kelompok agar mau terlibat di dalam prosesnya.
- Participating (S3): Pada pendekatan ini, pemimpin lebih sedikit memberi arahan, dan lebih cenderung memberi kesempatan kepada anggota kelompok untuk lebih proaktif dalam menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan.
- Delegating (S4): Dalam gaya ini, keterlibatan pemimpin hampir bisa sedikit sekali. Anggota kelompok cenderung mengambil keputusan-keputusan dan tanggung jawab.
Maturity Levels dalam Kelompok
Gaya kepemiminan di atas dipilih sesuai dengan maturity level dari anggota kelompok.
Maturity level dalam hal ini adalah level pengetahuan dan kompetensi/ skill yang dimiliki oleh anggota dalam kelompok.
Hersey and Blanchard’s theory mengelompokkan maturity levels dengan kriteria sebagai berikut:
- Low Maturity (M1): Anggota kelompok tidak memiliki pengetahuan, keterampilan dan keinginan untuk menyelesaikan tugas.
- Medium Maturity (M2): Anggota kelompok antusias dan memiliki motivasi tinggu namun kemampuannya kurang.
- Medium Maturity (M3): Anggota kelompok memiliki kemampuan dan kapastas untuk menyelesaikan tugas, namun motivasi dan tanggung jawabnya kurang.
- High Maturity (M4): Anggota kelompok memiliki kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan tugas.
Menyesuaikan Gaya Kepemimpinan dengan Maturity Levels
The Hersey-Blanchard model menyarankan agar gaya kepemimpinan disesuaikan dengan maturity level yang dimiliki oleh anggota kelompok dengan pola sebagai berikut:
- Low Maturity (M1) sebaiknya dipimpin dengan gaya Telling (S1)
- Medium Maturity (M2) sebaiknya dipimpin dengan gaya Selling (S2)
- Medium Maturity (M3) sebaiknya dipimpin dengan gaya Participating (S3)
- High Maturity (M4) sebaiknya dipimpin dengan gaya Delegating (S4)
The SLII Model
The Situational Leadership II (or SLII model) dikembangkan oleh Kenneth Blanchard dari Blanchard & Hersey’s original theory.
Berdasarkan SLII, pemimpin yang efektif harus menyesuaikan perilaku mereka pada level perkembangan (developmental level) anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang spesifik.
Level perkembangan (developmental level) ditentukan dari level kompetensi dan komitmen masing-masing anggota kelompok. Levelnya adalah sebagai berikut:
- Enthusiastic Beginner (D1): Komitmen tinggi, kompetensi rendah.
- Disillusioned Learner (D2): Memiliki beberapa kompetensi, komitmen cenderung rendah.
- Capable But Cautious Performer (D3): Kompetensi meningkat namun komitmen masih bervariasi.
- Self-Reliant Achiever (D4): Memiliki komitmen dan kompetensi yang tinggi.
Gaya Kepemimpinan SLII
SLII menyatakan bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung pada dua perilaku utama: supporting dan directing.
Perilaku “directing” antara lain memberikan arahan dan instruksi yang spesifik serta melakukan kontrol atas perilaku anggota kelompok.
Perilaku “supporting” antara lain memberikan dorongan, mendengarkan dan memberikan penghargaan serta feedback.
Dalam SLII terdapat 4 kelompok gaya:
- Directing (S1): perilaku directing tinggi, perilaku supporting rendah.
- Coaching (S2): perilaku directing dan supporting sama-sama tinggi.
- Supporting (S3): perilaku directing rendah sementara perilaku supporting tinggi.
- Delegating (S4): perilaku directing dan supporting sama-sama rendah.
Sama seperti Teori Kepemimpinan Situasional, SLII theory juga menyatakan bahwa tidak ada satu gaya yang sesuai untuk segala situasi.
Seorang pemimin yang efektif harus dapat menyesuaikan di setiap kondisi level perkembangan yang dimiliki oleh bawahannya.
Untuk memudahkan Anda sebagai seorang pemimpin.
Dalam mengatur anak buah, Anda harus memiliki aplikasi digital untuk manajemen SDM.
Sehingga Anda dapat fokus pada masing-masing bawahan.