3 Jenis Sistem Upah Yang Banyak Digunakan di Indonesia

Sistem Upah di Indonesia: Bloghrd.com Akan Menganalisis 3 Jenis Utama Yang Umum Digunakan Di Indonesia!

Apa Itu Pengertian Upah?

Upah, sebagai salah satu elemen penting dalam hubungan kerja, memiliki peran yang sangat signifikan dalam memastikan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

Upah dapat dijelaskan sebagai sejumlah uang atau imbalan dalam bentuk uang yang diberikan kepada pekerja sebagai imbalan atas jasa atau tenaga yang mereka sumbangkan dalam menjalankan suatu pekerjaan atau jasa.

Upah ini biasanya telah diatur dan ditetapkan dalam perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam konteks upah, terdapat beberapa komponen yang membentuk total imbalan yang diterima oleh pekerja.

Komponen-komponen tersebut meliputi upah pokok, tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap, potongan, dan upah lembur.

Upah ini harus dibayarkan kepada pekerja dalam mata uang yang berlaku, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh pemberi kerja dan pekerja.

Salah satu contoh upah yang umum ditemui adalah upah borongan yang sering digunakan untuk pembayaran buruh pekerja.

Perbedaan Antara Upah dan Gaji

Meskipun sering kali digunakan secara bergantian, istilah “upah” dan “gaji” memiliki perbedaan yang penting dalam konteks pembayaran pekerja.

Upah biasanya merujuk pada imbalan yang diberikan kepada pekerja yang tidak terikat secara tetap dengan suatu perusahaan.

Pekerja dengan status lepas, pekerja harian, dan pekerja musiman adalah contoh pekerja yang umumnya menerima upah.

Sedangkan gaji mengacu pada pembayaran kerja yang dibayarkan dalam jangka waktu tetap, biasanya dalam bentuk uang, dan berdasarkan pada waktu tertentu.

Pekerja dengan status tetap atau kontrak dalam jangka waktu tertentu adalah yang umumnya menerima gaji.

Perbedaan ini mencerminkan sifat kerja dan hubungan pekerja dengan perusahaan yang berbeda.

Jenis-Jenis Sistem Upah

Sistem pengupahan merujuk pada kebijakan dan strategi yang menentukan bagaimana kompensasi atau upah akan diberikan kepada pekerja.

Ada berbagai macam teori dan sistem upah yang berlaku di dunia kerja, dan di bawah ini akan dibahas beberapa di antaranya:

1. Sistem Upah Berdasarkan Satuan Waktu

Sistem pengupahan ini menentukan besarnya upah pekerja berdasarkan waktu kerja yang telah dilakukan.

Besarnya upah dapat dihitung per jam, per hari, per minggu, atau per bulan, tergantung pada kesepakatan yang telah disetujui.

Salah satu contoh paling umum dari sistem ini adalah gaji bulanan yang diterima oleh karyawan setiap bulan pada tanggal yang sama.

Selain itu, terdapat juga sistem upah harian yang digunakan untuk membayar pekerja lepas harian, serta sistem upah lembur yang dihitung berdasarkan jumlah jam lembur yang dilakukan oleh seorang karyawan.

Sistem ini memberikan fleksibilitas dalam menentukan upah yang sesuai dengan waktu kerja yang telah dilakukan.

2. Sistem Upah Borongan

Sistem upah borongan didasarkan pada volume pekerjaan yang telah disepakati antara pengusaha dan pekerja pada awal perjanjian.

Dalam sistem ini, upah yang dibayarkan kepada pekerja mencakup seluruh pekerjaan, mulai dari awal hingga selesai.

Dengan kata lain, tidak ada tambahan upah di luar dari yang telah disepakati pada awal perjanjian.

Salah satu contoh umum dari sistem upah borongan adalah pembayaran upah kepada pekerja proyek.

Pekerja proyek biasanya adalah pekerja lepas yang bekerja selama proyek berlangsung, dan upah mereka dibayarkan berdasarkan kesepakatan borongan yang telah disetujui sebelumnya.

Sistem ini memberikan kejelasan tentang berapa upah yang akan diterima oleh pekerja dan pengusaha.

3. Sistem Upah Hasil

Sistem upah berdasarkan satuan hasil umumnya digunakan dalam perusahaan industri, di mana pengusaha membayar upah kepada pekerja berdasarkan jumlah produksi atau hasil yang mereka capai.

BACA JUGA :  UMP/UMK Kalbar

Dalam sistem ini, besarnya upah akan bervariasi antara pekerja, tergantung pada produktivitas dan hasil pekerjaan masing-masing.

Sebagai contoh, dalam industri kerajinan UMKM, pekerja dapat menerima upah berdasarkan berapa banyak barang yang mereka hasilkan atau kerajinan yang mereka buat.

Seorang wartawan lepas juga bisa dibayar berdasarkan berita yang mereka tulis atau hasil pekerjaan jurnalistik mereka.

Sistem ini memberikan insentif kepada pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka, karena upah mereka terkait langsung dengan hasil yang mereka hasilkan.

4. Sistem Upah Bonus

Sistem upah bonus diterapkan dalam situasi tertentu, seperti ketika seorang karyawan mencapai target yang telah ditetapkan dalam periode waktu tertentu atau saat mereka mencapai prestasi kerja yang luar biasa.

Dalam kasus ini, perusahaan memberikan bonus kepada karyawan sebagai penghargaan atas pencapaian mereka.

Sistem ini dapat mendorong karyawan untuk bekerja lebih keras dan mencapai target yang telah ditetapkan, karena mereka tahu bahwa ada potensi untuk mendapatkan imbalan tambahan.

Namun, tidak semua karyawan akan menerima bonus, karena hal ini tergantung pada pencapaian individu mereka dan kebijakan perusahaan.

5. Sistem Upah Berkala

Sistem upah berkala mendasarkan tingkat upah pada kondisi perusahaan. Jika perusahaan mengalami pertumbuhan dan kemajuan, maka tingkat upah karyawan dapat mengalami kenaikan.

Namun, sebaliknya, jika perusahaan mengalami kemunduran atau kesulitan ekonomi, upah karyawan dapat mengalami penurunan.

Dalam sistem ini, perusahaan perlu menginformasikan kepada karyawan mengenai mekanisme dan kondisi yang akan memengaruhi perubahan upah mereka.

Hal ini penting agar tidak terjadi ketidaksetujuan atau keluhan dari pihak karyawan ketika terjadi perubahan dalam sistem pengupahan .

Sistem Upah yang Berlaku di Indonesia

Di Indonesia, terdapat tiga jenis sistem upah yang umum digunakan oleh pengusaha atau pemberi kerja.

Ketiga jenis sistem pengupahan tersebut adalah:

1. Sistem Upah Berdasarkan Satuan Waktu

Sistem upah berdasarkan satuan waktu adalah salah satu sistem pengupahan yang banyak diterapkan di Indonesia.

Dalam sistem ini, upah pekerja ditentukan berdasarkan waktu kerja, seperti jam, hari, minggu, atau bulan.

Contoh yang paling umum adalah pembayaran gaji bulanan yang diterima oleh karyawan setiap bulan pada tanggal yang sama.

Sistem ini memberikan kestabilan dalam penghasilan karyawan.

2. Sistem Upah Borongan

Sistem upah borongan juga cukup umum di Indonesia, terutama dalam proyek-proyek konstruksi dan proyek-proyek besar lainnya.

Dalam sistem ini, upah pekerja ditentukan berdasarkan kesepakatan awal antara pengusaha dan pekerja mengenai volume pekerjaan yang harus diselesaikan.

Upah dibayarkan secara keseluruhan, dari awal pekerjaan hingga selesai, tanpa ada tambahan upah di luar kesepakatan awal.

Hal ini memberikan kejelasan bagi kedua belah pihak mengenai imbalan yang akan diterima oleh pekerja.

3. Sistem Upah Hasil

Sistem upah berdasarkan hasil juga diterapkan di beberapa perusahaan di Indonesia, terutama dalam industri-industri yang bergantung pada produksi atau hasil kerja.

Dalam sistem ini, besarnya upah ditentukan berdasarkan jumlah produksi atau hasil yang dicapai oleh setiap karyawan.

Setiap karyawan dapat menerima besaran upah yang berbeda, tergantung pada produktivitas mereka.

Misalnya, dalam industri kerajinan UMKM, seorang pekerja dapat menerima upah berdasarkan berapa banyak produk yang mereka hasilkan.

Seorang wartawan lepas juga dapat dibayar berdasarkan berapa banyak berita yang mereka tulis.

Sistem ini memberikan insentif kepada pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka, karena upah mereka terkait langsung dengan hasil yang mereka hasilkan.

Manfaat Sistem Upah

Sistem upah memiliki peran yang penting dalam memastikan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, serta berkontribusi pada hubungan kerja yang sehat dan berkelanjutan antara pekerja dan pengusaha.

BACA JUGA :  Karyawan Memutuskan Resign Saat Masa Kontrak Masih Berlaku? Begini Aturannya!

Beberapa manfaat utama dari sistem pengupahan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Melindungi Pekerja dari Penyalahgunaan

Sistem upah yang jelas dan teratur dapat melindungi pekerja dari potensi penyalahgunaan oleh pengusaha.

Dengan adanya peraturan yang mengatur upah, pekerja memiliki jaminan bahwa mereka akan menerima imbalan yang telah disepakati dalam perjanjian kerja.

2. Menjamin Kehidupan yang Layak

Upah yang cukup dan adil merupakan jaminan bagi pekerja dan keluarganya untuk menjalani kehidupan yang layak.

Dengan penghasilan yang memadai, pekerja dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

3. Mendorong Peningkatan Produktivitas

Sistem pengupahan yang adil dan sesuai dengan hasil kerja dapat menjadi insentif bagi pekerja untuk meningkatkan produktivitas mereka.

Ketika pekerja melihat bahwa upah mereka terkait dengan hasil kerja mereka, mereka cenderung lebih berusaha untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Meminimalkan Konflik

Dengan adanya sistem upah yang transparan dan teratur, potensi konflik antara pekerja dan pengusaha dapat diminimalkan.

Pekerja memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana besarnya upah mereka dihitung dan kapan mereka akan menerima pembayaran.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Tingkat upah seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal.

Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat upah antara lain:

1. Regulasi Pemerintah

Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur upah minimum di suatu negara.

Undang-Undang dan peraturan pemerintah yang mengatur upah minimum menjadi acuan bagi perusahaan dalam menentukan besarnya upah kepada pekerja.

Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja menerima upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

2. Kemampuan Perusahaan

Kemampuan keuangan perusahaan juga memainkan peran besar dalam menentukan tingkat upah yang dapat mereka bayarkan kepada pekerja.

Perusahaan yang lebih besar dan menguntungkan cenderung memiliki fleksibilitas lebih besar dalam menentukan besarnya upah.

3. Standar Kebutuhan Hidup

Lembaga berwenang dalam suatu negara biasanya mengeluarkan standar kebutuhan hidup yang mencerminkan biaya hidup minimum yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dan keluarganya.

Standar ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan besarnya upah minimum yang adil.

Di Indonesia, Dewan Pengupahan Nasional melakukan survei untuk menentukan standar kebutuhan hidup pekerja di berbagai daerah.

Hasil survei ini digunakan sebagai dasar dalam menetapkan upah minimum di setiap daerah.

4. Kompensasi Rata-Rata di Pasaran

Tingkat upah juga dapat dipengaruhi oleh kompensasi rata-rata yang diberikan oleh perusahaan dalam suatu industri atau sektor tertentu.

Jika perusahaan lain dalam industri yang sama membayar upah yang lebih tinggi, maka perusahaan tersebut mungkin perlu mengikuti agar dapat mempertahankan pekerja yang berkualitas.

5. Tingkat Jabatan dan Tanggung Jawab

Pekerja dengan tingkat jabatan atau tanggung jawab yang lebih tinggi biasanya memiliki tingkat upah yang lebih tinggi.

Tingkat upah dapat berbeda antara pekerja dengan jabatan yang berbeda dalam suatu perusahaan, tergantung pada tingkat tanggung jawab dan kontribusi mereka terhadap kesuksesan perusahaan.

6. Peran Serikat Pekerja

Serikat pekerja atau organisasi buruh juga dapat memengaruhi tingkat upah melalui negosiasi dan tindakan kolektif.

Serikat pekerja biasanya berupaya untuk memastikan bahwa anggotanya menerima upah yang adil dan kondisi kerja yang baik.

Mereka dapat mengadakan perundingan dengan pengusaha untuk meningkatkan upah, manfaat, dan hak-hak pekerja.

7. Masa Kerja

Masa kerja yang telah dihabiskan oleh seorang pekerja di suatu perusahaan juga dapat memengaruhi tingkat upahnya.

Biasanya, pekerja yang telah bekerja lebih lama di suatu perusahaan memiliki hak untuk menerima upah yang lebih tinggi berdasarkan pengalaman dan loyalitas mereka.

Kebijakan Pengupahan di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan pengupahan untuk memastikan bahwa pekerja di Indonesia mendapatkan upah yang adil dan sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.

Dua peraturan utama yang mengatur kebijakan pengupahan di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Pekerja/Buruh Asing.

BACA JUGA :  Peranan Fungsi SDM, MSDM, Manajemen Sumber Daya Manusia Adalah?

Beberapa poin penting dalam kebijakan pengupahan di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Memastikan Kesejahteraan Pekerja

Salah satu tujuan utama dari kebijakan pengupahan adalah memastikan bahwa pekerja di Indonesia dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang memadai bagi kemanusiaan.

Hal ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

2. Tanpa Diskriminasi

Kebijakan pengupahan di Indonesia menekankan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh perlakuan yang sama dalam penerapan sistem pengupahan tanpa adanya diskriminasi.

Ini berarti bahwa tidak boleh ada perbedaan dalam upah untuk pekerja dengan jenis kelamin, usia, suku bangsa, agama, atau karakteristik lainnya.

3. Upah yang Sama untuk Pekerjaan yang Sama

Prinsip “upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya” ditegaskan dalam kebijakan pengupahan.

Artinya, pekerja yang melakukan pekerjaan yang memiliki nilai yang sama dalam hal tingkat kesulitan, tanggung jawab, dan kontribusi, harus menerima upah yang sama, tanpa memandang faktor-faktor seperti jenis kelamin atau latar belakang.

4. Penyesuaian Berkala

Kebijakan pengupahan juga mengakui bahwa tingkat upah harus disesuaikan secara berkala untuk mengikuti perkembangan ekonomi dan biaya hidup.

Oleh karena itu, terdapat ketentuan untuk melakukan peninjauan dan penyesuaian upah secara berkala.

Syarat Sistem Pemberian Upah yang Baik

Sistem pemberian upah yang baik adalah kunci untuk menciptakan hubungan kerja yang sehat dan berkelanjutan antara pekerja dan pengusaha.

Untuk menjalankan sistem upah yang baik, terdapat beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh pengusaha atau pemberi kerja:

1. Mampu Memuaskan Kebutuhan Dasar Pekerja

Upah yang diberikan kepada pekerja harus cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk makanan, perumahan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

Upah yang tidak mencukupi akan mengakibatkan kesulitan finansial bagi pekerja dan keluarganya.

2. Sebanding dengan Perusahaan Lain

Pemberi kerja perlu memastikan bahwa sistem pemberian upah yang mereka terapkan sebanding dengan perusahaan-perusahaan lain dalam bidang yang sama atau sejenis.

Ini akan membantu menjaga daya saing perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan pekerja berkualitas.

3. Bersifat Adil

Sistem pemberian upah harus adil dan transparan.

Pekerja harus memiliki pemahaman yang jelas tentang bagaimana besarnya upah mereka dihitung dan kapan mereka akan menerima pembayaran.

Selain itu, sistem ini harus bebas dari diskriminasi.

4. Memperhatikan Kebutuhan Individu

Setiap pekerja memiliki kebutuhan yang berbeda, dan sistem pemberian upah sebaiknya dapat memperhatikan perbedaan ini.

Misalnya, pekerja yang memiliki tanggungan keluarga mungkin memerlukan upah yang lebih tinggi daripada pekerja yang bekerja sendiri.

5. Peninjauan dan Penyesuaian Teratur

Sistem pemberian upah yang baik harus dapat disesuaikan secara berkala untuk mengikuti perubahan dalam ekonomi, biaya hidup, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat upah.

Ini membantu memastikan bahwa upah tetap relevan dan memadai.

Kesimpulan

Sistem pengupahan adalah bagian integral dari hubungan kerja di Indonesia.

Upah merupakan imbalan yang diberikan kepada pekerja sebagai kompensasi atas jasa atau tenaga yang mereka sumbangkan dalam menjalankan pekerjaan atau jasa tertentu.

Terdapat berbagai jenis sistem upah yang digunakan di Indonesia, termasuk sistem upah berdasarkan satuan waktu, sistem borongan, dan sistem hasil.

Setiap jenis sistem upah memiliki karakteristik dan manfaatnya sendiri.

Sistem pengupahan yang baik adalah yang mampu memenuhi kebutuhan dasar pekerja, adil, bersifat transparan, dan dapat disesuaikan secara berkala.

Kebijakan pengupahan di Indonesia bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja mendapatkan upah yang adil dan sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.

Penting untuk diingat bahwa sistem pengupahan yang baik adalah kunci untuk menciptakan hubungan kerja yang sehat, yang pada akhirnya akan menguntungkan baik pekerja maupun pengusaha.

Dengan upah yang adil, pekerja akan termotivasi untuk bekerja lebih keras dan produktif, sementara pengusaha dapat menjaga daya saing perusahaan mereka di pasar.

Referensi:

Ikuti terus bloghrd.com untuk mendapatkan informasi seputar HR, karir, info lowongan kerja, juga inspirasi terbaru terkait dunia kerja setiap harinya!


Putri Ayudhia

Putri Ayudhia

Putri Ayudhia adalah seorang penulis konten SEO dan blogger paruh waktu yang telah bekerja secara profesional selama lebih dari 7 tahun. Dia telah membantu berbagai perusahaan di Indonesia untuk menulis konten yang berkualitas, SEO-friendly, dan relevan dengan bidang HR dan Psikologi. Ayudhia memiliki pengetahuan yang kuat dalam SEO dan penulisan konten. Dia juga memiliki pengetahuan mendalam tentang HR dan Psikologi, yang membantu dia dalam menciptakan konten yang relevan dan berbobot. Dia memiliki keterampilan dalam melakukan riset pasar dan analisis, yang membantu dia dalam menciptakan strategi konten yang efektif.
https://bloghrd.com