Insentif menjadi salah satu hal yang diharapkan pekerja, terutama bagi mereka yang dijanjikan mendapatkan imbalan tersebut dalam pekerjaannya. Sebenarnya, apa itu insentif? Mari bahas selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Daftar Isi
Apa itu Insentif?
Jika mengutip dari Wikipedia, insentif adalah tindakan menjadikan atau membuat suatu motivasi dan menyebarkannya secara massal. Secara tradisional, insentif berupa tindakan yang melebihi hasil yang diharapkan dan membentuk motivasi dari luar. Saat ini, insentif dipandang sebagai imbalan atas prestasi kerja yang layak.
Menurut sumber lain, insentif adalah bonus atau kompensasi yang diberikan manajemen perusahaan pada karyawannya. Ini di luar dari upah atau gaji yang diterima setiap bulannya.
Menurut salah satu para ahli, Panggabean (2002:93), insentif adalah kompensasi yang mengaitkan gaji dengan produktivitas, merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan pada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan.
Jadi, secara sederhana, insentif adalah imbalan atau bonus yang diterima oleh karyawan di luar dari gaji utamanya.
Tujuan pemberiannya adalah untuk mendorong karyawan agar dapat bekerja lebih giat, menunjukkan prestasi lebih, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, insentif juga dapat menjadi sebuah bentuk penghargaan dari perusahaan untuk karyawan yang telah bekerja dengan baik.
Manfaat Pemberian Insentif
Pemberian imbalan tambahan ini memiliki sejumlah manfaat, yang tidak hanya dirasakan oleh karyawan tetapi juga oleh perusahaan. Apa saja?
Manfaat bagi Karyawan
Seperti tujuannya, pemberian imbalan ini dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
Dari sudut pandang karyawan, imbalan ini juga dapat menjadi sebuah tanda terima kasih atau balas jasa perusahaan atas kerja kerasnya. Dengan begitu, ia akan merasa dihargai, dan ini pun akan memotivasinya untuk terus bekerja secara maksimal.
Manfaat bagi Perusahaan
Dengan memberikan imbalan tambahan pada karyawannya, ini akan mendorong karyawan menjadi lebih giat dalam meningkatkan performanya, serta menjadi lebih disiplin dalam bekerja. Keduanya dapat memberikan dampak baik untuk kemajuan perusahaan.
Baca Juga: Payroll System di Indonesia: Pahami Pola & Metodenya
Jenis-Jenis Insentif
Umumnya, ada dua jenis insentif dalam dunia kerja, yaitu insentif finansial dan insentif non-finansial.
Insentif Finansial
Insentif finansial adalah insentif yang diberikan dalam bentuk uang. Ini tidak termasuk dalam gaji utama.
Pemberian insentif ini dapat diberikan berdasarkan keuntungan yang perusahaan dapatkan, dan melalui hal-hal yang menyangkut kesejahteraan karyawan, seperti jaminan hari tua, kesehatan, dan sebagainya.
Insentif Non-Finansial
Insentif non-finansial adalah insentif yang diberikan dalam bentuk selain uang. Contoh sederhananya adalah promosi jabatan.
Bentuk lainnya dari insentif jenis ini adalah lingkungan kerja yang positif serta hubungan baik dengan atasan.
Selain dua jenis insentif di atas, ada juga jenis insentif yang tidak dirasakan secara langsung oleh karyawan, yaitu insentif sosial. Contohnya, hubungan dengan rekan kerja semakin baik dan kompak.
Kemudian, ada juga insentif berdasarkan proses pemberiannya, yaitu insentif individu yang diberikan pada tiap karyawan berdasarkan performanya, dan insentif tim yang diberikan jika satu tim dalam sebuah perusahaan berhasil mencapai atau melebihi target yang diberikan.
Risiko Kerugian
Meski memberikan banyak manfaat, pemberian imbalan ini juga diikuti dengan risiko kerugian jika dilakukan secara keliru. Hal ini tentunya dapat membentuk lingkungan kerja dan bisnis yang tidak sehat, serta perusahaan tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Risiko kerugian dari pemberlakukan sistem insentif ini adalah munculnya rasa ketidakadilan pada karyawan karena standar kompensasi yang sulit diukur. Tidak hanya itu, pemberian imbalan dapat berjalan kurang optimal karena adanya faktor internal dan eksternal perusahaan. Contohnya, permintaan pasar yang sedang menurun menyebabkan angka penjualan turut menurun.
Risiko lainnya, perusahaan dapat mengesampingkan kualitas, layanan, dan tujuan jangka panjang karena berfokus pada produktivitas atau output jangka pendek saja. Ini yang dapat terjadi pada perusahaan yang menerapkan sistem insentif.
Baca Juga: Aplikasi Payroll PPh 21 Aplikasi Pajak: Tutorial Bayar Gaji Karyawan
Cara Memberikan Imbalan dengan Efektif
Ada beberapa indikator yang menjadi acuan perusahaan untuk memberikan imbalan pada karyawannya sehingga dapat terhindar dari risiko kerugian yang disebutkan.
- Kinerja atau prestasi karyawan
- Efisiensi pekerjaan karyawan
- Jabatan atau tingkat senioritas karyawan dalam perusahaan
- Keadilan dan kelayakan karyawan dalam menerima insentif
Kelola Gaji dan Insentif Karyawan di Aplikasi Pajak
Penghitungan gaji dan insentif secara manual dapat menimbulkan risiko salah hitung yang menyebabkan karyawan tidak mendapatkan upah yang semestinya. Selain itu, cara ini dapat menurunkan tingkat efisiensi karyawan, khususnya yang bekerja mengurus payroll.
Risiko kesalahan ini tentu dapat dihindari dengan beralih ke perhitungan payroll secara otomatis menggunakan Aplikasi Pajak. Selain memiliki layanan perpajakan, Aplikasi Pajak memiliki fitur Payroll untuk mempermudah perhitungan dan pengelolaan gaji serta data karyawan Anda.
Mulai dari menambahkan data karyawan, menghitung komponen upah karyawan, menyediakan slip gaji karyawan, hingga membayar dan melaporkan pajak karyawan. Semua dapat diselesaikan dalam satu aplikasi terpadu, dalam waktu yang singkat, kapan saja dan di mana saja.
Ikuti terus bloghrd.com untuk mendapatkan informasi seputar HR, karir, info lowongan kerja, juga inspirasi terbaru terkait dunia kerja setiap harinya!